˙٠ Setapak ku melangkah mencari arah tuju,mengutip sisa kekuatan untuk terus hidup di bumi Tuhan yang maha luas ini...
˙٠ Segala coretan melalui mata hati,ku hamparkan di sini....
˙٠ atas dasar perkongsian bersama......
˙٠Moga aku akan menjadi lebih kuat dalam menempuh cubaan dariMu,Ya ALLAH.....





Friday, April 16, 2010

Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslimah!!


Bismillahirrahmanirrahim,,
Akhwat solehah yg dimuliakan Allah,,
Ingatkah kita akan kejadian zaman dahulu kala. Ketika posisi wanita sangat rendah di mata masyarakat. Banyak orangtua yang malu,jika dikaruniai seorang anak perempuan. Bahkan tanpa belas kasihan, mereka pun mengubur putri mereka hidup-hidup. Saat itulah, Islam datang bagaikan pahlawan. Islam mengajarkan kita semua untuk memuliakan kaum wanita. Banyak sekali ayat-ayat Allah yang mengajarkan kepada kita dan menerangkan kepada kita tentang kemuliaan seorang wanita.
Benar saudariku,, wanita adalah makhluk Allah yang sungguh mulia. Allah begitu menjaga kita agar senantiasa menjadi sosok muslimah yang dirindu syurga. Tapi terkadang kita terlalu buta untuk mau memahami maksud Allah dari setiap ajaran-Nya. Banyak dari kita yang menodai kemuliaan diri kita sendiri karena hawa nafsu kita.
Setiap apa yang Allah ajarkan kepada kita,adalah senantiasa agar kita tetap menjadi seorang wanita yang terjaga, yang mulia, yang terhormat. Tapi terkadang kita merasa itu sebagai sebuah kekangan bagi kita. Tidak sedikit yang merasa berat dan akhirnya jatuh kepada bujuk rayu fatamorgana dunia.
Allah telah menciptakan kita begitu sempurna, begitu indah. Karena itu, Allah juga khawatir, keindahan kita bisa menjadi boomerang buat kita, sehingga menjadikan kita sebagai mainan bagi para laki-laki, menjadi pemuas hawa nafsu mereka, sedang kita tahu, bahwa nafsu seperti itu adalah nafsu syaitan. Karena itu, Allah mengajarkan kita untuk senantiasa menutup aurat kita. Agar kita senantiasa terjaga, senantiasa terlindungi, dan agar kita bisa mempersembahkan keindahan itu hanya pada pendamping kita kelak.
Allah mengajarkan banyak hal pada kita, untuk senantiasa memuliakan diri kita sendiri, menjaga diri kita sendiri, sehingga kita bisa menjadi wanita yang terjaga iffah dan izzahnya. Menjadi muslimah yang dimuliakan baik di dunia maupun di syurga-Nya.
Allah juga mengajarkan kita untuk menjadi muslimah yang seimbang, yang menyeluruh, yang kaffah. Sebagaimana seorang hamba Allah yang lain, kita tidak hanya dituntut untuk menyempurnakan ibadah kita, tetapi kita juga diajarkan untuk menyempurnakan muamalah kita. Kita tidak hanya dibina untuk Hablumminallah yang baik tetapi juga hablumminannash yang baik.
Kalau kita mau melihat lebih jauh, tentu banyak fenomena-fenomena yang aneh di sekitar kita,, banyak muslimah yang memahami suatu ajaran dengan baik, tapi tidak memahami ajaran yang lainnya.
Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan seorang wanita muslimah yang shalehah, melaksanakan syiar-syiar Islam. Namun, tidak menghiraukan kesehatan dan kebersihan mulut dan dirinya. Tidak peduli dengan kesehatan dan aroma yang keluar dari mulut atau tubuhnya. Padahal kita tau, bahwa Allah juga cinta kebersihan.
Contoh lain, kita dapati ada seorang muslimah mencurahkan perhatiannya pada ibadah tapi tidak memiliki pandangan yang benar tentang Islam yang menyeluruh, ‘bagaimana Islam menyikapi alam, kehidupan dan manusia.’
Ada yang semangat belajar Islamnya baik. Antusias menghadiri majelis-majelis ilmu, tapi tidak menjaga lisannya dari ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba).
Ada yang hubungan pribadinya dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala baik, tapi tidak menjaga hubungan baik dengan tetangga dan teman-temannya.
Ada Yang hubungannya dengan teman-teman dan tetangganya baik tapi tidak melaksanakan dengan baik hak-hak orang tua. Kurang-kalau tidak dikatakan sama sekali tidak-mereka dalam berbakti kepada kedua orang tuanya.
Ada yang berbakti kepada kedua orang tuanya tetapi tidak memenuhi hak-hak suaminya. Tampil dengan dandanan indah saat menghadiri pertemuan-pertemuan dengan para wanita tetapi tidak pernah memperbaiki penampilannya di depan suaminya.
Ada yang berbakti kepada suaminya tetapi tidak membantu suaminya untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Atau tidak mendukung suaminya untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan beramal shaleh.
Ada yang berbakti kepada suaminya tapi kurang memperhatikan pembinaan dan pembentukan kepribadian anak-anaknya. Kurang memperatikan perkembangan kejiwaaan dan akal mereka. Kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya yang memberikan pengaruh kepada putra-puterinya.
Ada yang silaturahim terhadap keluarganya baik, tapi hubungannya dengan lingkungan sekitarnya tidak baik. Sibuk dengan urusan pribadinya. Tidak peduli dengan persoalan kaum muslimin dan muslimat.
Ada yang memperhatikan persoalan pribadi dan umat islam tetapi kurang memperhatikan pengembangan pengetahuannya. Tidak menambah pengetahuannya dengan belajar dan terus membaca.
Ada yang sibuk dengan belajar tetapi mengabaikan urusan rumah tangga, putera puterinya dan suaminya.
Hal Ini kadang-kadang terjadi dikarenakan muslimah tidak peduli atau tidak memiki pandangan yang utuh tentang Islam. Pandangan yang menyeluruh tentang manusia, kehidupan, dan alam sekelilingnya. Muslimah hanya memerankan satu aspek dengan baik, tapi tidak aspek lainnya.
Kalau mau dilihat, banyak sekali peran yang dimiliki seorang muslimah. Sebagai hamba Allah yang sudah seharusnya untuk taat, sebagai khalifah di bumi-Nya, sebagai seorang anak, sebagai seorang istri, sebagai seorang Ibu, seorang tokoh masyarakat, seorang da’iyah, dan peran-peran lainnya.
Setiap peran itu seharusnya bisa dimainkan secara seimbang. Al-Qur’an dan hadist telah banyak mengajarkan kita bagaimana perilaku kita dalam menjalani setiap peran itu,dan ilmu mengenai berbagai peran tadi pun harus bisa dipelajari secara seimbang. Sehingga kita sebagai muslimah bisa menjalankan setiap peran itu dengan baik. Dan tentunya tujuan akhir dari setiap peran itu adalah untuk mencapai Ridha Allah SWT. Mengantarkan kita pada kesuksesan di dunia dan keberuntungan yang sangat besar di hari kemudian.
Semua ini yang telah digariskan oleh Islam dalam Al-Qur’an dan sunnah akan mengantarkan seorang wanita muslimah mendapatkan kepribadiannya yang asli. Kepribadian yang sejalan dengan fitrahnya. Kepribadian yang sesuai dengan yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Sehingga melahirkan wanita muslimah yang unggul, mulia dan istimewa dalam perasaan, pemikiran, prilaku dan hubungannya. Wanita yang senantiasa mulia dalam setiap aspek kehidupannya.
Tidak kah kita ingin bisa menjadi wanita-wanita yang senantiasa dimuliakan dan memuliakan dirinya?? Tidak kah kita ingin menjadi seperti wanita-wanita pendahulu kita, yang bahkan ketika nafasnya masih berhembus pun sudah dijanjikan keindahan syurga??
Menjadi seperti Ibunda Khadijah,Aisyah, Fatimah, Maryam, dan shahabiyah lainnya??
Teringat pula akan kisah dari Atha bin Abi Rabah, ia berkata,
Ibnu Abbas berkata padaku,
“Maukah aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?”
Aku menjawab, “Ya”
Ia berkata, “Wanita hitam itulah yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, ‘Aku menderita penyakit ayan (epilepsi) dan auratku tersingkap (saat penyakitku kambuh). Doakanlah untukku agar Allah Menyembuhkannya.’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, dan jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah Menyembuhkanmu.’
Wanita itu menjawab, ‘Aku pilih bersabar.’ Lalu ia melanjutkan perkataannya, ‘Tatkala penyakit ayan menimpaku, auratku terbuka, doakanlah agar auratku tidak tersingkap.’
Maka Nabi pun mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Betapa rindunya hati ini kepada surga-Nya yang begitu indah. Yang luasnya seluas langit dan bumi. Betapa besarnya harapan ini untuk menjadi salah satu penghuni surga-Nya. Dan subhanallah! Ada seorang wanita yang berhasil meraih kedudukan mulia tersebut. Bahkan ia dipersaksikan sebagai salah seorang penghuni surga di kala nafasnya masih dihembuskan. Sedangkan jantungnya masih berdetak. Kakinya pun masih menapak di permukaan bumi.
Wahai saudariku, tidakkah engkau iri dengan kedudukan mulia yang berhasil diraih wanita itu?
Dan tidakkah engkau ingin tahu, apakah gerangan amal yang mengantarkannya menjadi seorang wanita penghuni surga?
Apakah karena ia adalah wanita yang cantik jelita dan berparas elok? Ataukah karena ia wanita yang berkulit putih bak batu pualam?
Tidak. Bahkan Ibnu Abbas menyebutnya sebagai wanita yang berkulit hitam. Wanita hitam itu, yang mungkin tidak ada apa-apanya dalam pandangan masyarakat. Akan tetapi ia memiliki kedudukan mulia menurut pandangan Allah dan Rasul-nya. Inilah bukti bahwa kecantikan fisik bukanlah tolak ukur kemuliaan seorang wanita. Kecuali kecantikan fisik yang digunakan dalam koridor yang syar’i. Yaitu yang hanya diperlihatkan kepada suaminya dan orang-orang yang halal baginya.
Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.
Saudariku, jadilah kita muslimah sejati, muslimah yang senantiasa dimuliakan. Yang hatinya senantiasa di liputi ketaatan,yang akhlaknya mencerminkan Al-Qur’an, sikapnya disenangi banyak orang, dan hidupnya penuh kebermanfaatan. Jadilah kita wanita mulia, yang dari rahimnya lah lahir generasi2 rabbani, dari bimbingannya lah muncul pahlawan2 peradaban, dari pengorbanannya lah hadir mujahid-mujahidah yang tangguh.
Karena itu saudariku, berjuanglah, bertekadlah, dan tunjukkanlah bahwa kita bukan muslimah sembarangan. Jangan sampai kita terlena oleh fatamorgana dunia. Kita harus senantiasa bangga dengan jati diri kita, sebagai seorang muslimah. Tentu kita juga tidak ingin hanya menjadi manusia biasa, kita harus bisa menjadi muslimah yang sesungguhnya. Muslimah yang kaffah, yang menyeluruh, sehingga kita bisa menjadi wanita yg di cinta dunia dan dirindu syurga.
Tunjukkanlah saudariku, tunjukkanlah pada dunia, pada seluruh alam semesta, agar semuanya menyaksikan, bahwa kita adalah seorang MUSLIMAH!!

0 comments:

Post a Comment